Cari Blog Ini

  Gambar: CARAKUBERBAGI Peradaban Islam telah ada dan berkembang sejak 1445 tahun yang lalu. Ketika itu, Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi ...

 

kemunduran umat islam, sejak kapan?
Gambar: CARAKUBERBAGI

Peradaban Islam telah ada dan berkembang sejak 1445 tahun yang lalu. Ketika itu, Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi nabi dan rasul setelah berkhalwat di Gua Hiro’ untuk memikirkan dan merenungkan apa yang harus beliau lakukan kepada masyarakat Makkah yang telah jauh tercebur dalam jurang kekafiran.

 

Sejak itu, agama Islam pelan tapi pasti mempunyai banyak pengikut. Perlahan-lahan menata kehidupan masyarakat Makkah untuk kembali kepada Tauhid. Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib, yang sekarang bernama Madinah, agama Islam makin kuat. Pemerintahan Islam mulai berdiri. Lalu dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, sahabat-sahabat nabi.

 

Pada fase berikutnya, kerajaan atau daulah-daulah Islam mulai berdiri. Dimulai dari Daulah Umayyah, Daulah Abbasiyah, dan lainnya. Agama Islam semakin berkembang pesat. Lalu, mulai kapankah agama  Islam mengalami kemunduran?

 


Mundurnya Daulah Abbasiyah

Tahun 750 M, berdirilah Daulah Abbasiyah, sebuah Daulah Islam yang didirikan oleh Abu Abbas As-Shaffah setelah berhasil menggulingkan Daulah Umayyah. Daulah Abbasiyah berkuasa selama 5 abad lebih. Pada masanya, Daulah Abbasiyah yang menggunakan Baghdad sebagai pusat pemerintahannya ini berhasil menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan.

 

Banyak ilmuwan-ilmuwan muslim lahir di sini. Berbagai kitab-kitab hebat ditulis oleh pakarnya yang banyak menjadi rujukan penelitian di masa setelahnya. Bahkan, ilmuwan-ilmuwan Barar, banyak menimba ilmu di Baghdad. Umat Islam telah berhasil mengembangkan filsafat-filsafat Yunani yang dahulu ditentang oleh gereja.

 

Namun, belum ada setengah perjalanan dari 5 abad tersebut, Daulah Abbasiyah telah mengalami kemunduran. Ketika masa kejayaannya berlalu, tinggallah pemimpin-pemimpin yang tidak cakap. Kemerosotan ekonomi akibat perang, dan mandeknya gairah mengembangkan ilmu pengetahuan.

 

Daulah Abbasiyah mulai redup. Perebutan kekuasaan banyak terjadi, rakyat terlantar, dan daerah-daerah yang jauh dari pusat kota mulai melepaskan diri. Dimulai dari sinilah kemunduran umat Islam terjadi. Di akhir pemerintahan Daulah Abbasiyah, tentara Mongol yang dipimpin Hulagu Khan meluluh lantakkan kota Baghdad hingga menjadi lautan api.

 

Maka, reduplah masa kejayaan Islam. Ilmuwan yang telah wafat, tidak diimbangi dengan regenerasi yang baik. Kitab-kitab hebat yang menjadi rujukan dalam belajar, hangus dilalap api. Setelahnya memang ada dan berdiri kerajaan-kerajaan Islam di belahan bumi lain. Namun, kerajaan-kerakaan tersebut tidak bisa mengembalikan kejayaan umat Islam seperti sebelumnya.

 


Penyebab Kemunduran Umat Islam

Tidak ada akibat tanpa adanya sebab. Lalu, apa yang menyebabkan umat Islam mengalami kemunduran? Ada beberapa hal yang menjadi sebab mundurnya umat Islam.

 

1. Perpecahan Umat Islam yang Disebabkan karena Keberagaman dalam Tubuh Umat Islam yang Tidak Disikapi dengan Baik

Contohnya saja dalam hal keberagaman garis keturunan atau dalam bahasa Arab disebut Bani. Seperti yang diketahui bahwa masyarakat Arab dahulunya hidup berkelompok sesuai dengan garis keturunannya. Fanatisme kebangsaan ini telah mengakar kuat. Masing-masing dari mereka ingin yang menjadi pemimpin berasal dari kelompoknya. Seperti yang terjadi dalam tubuh Daulah Abbasiyah, di mana kekuasaannya pernah dipegang oleh Bani Seljuk dan Bani Buwaih.

 

Selain itu, keberagaman dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an juga menimbulkan perpecahan dalam umat Islam. Misalnya saja dengan munculnya aliran teologi Mu’tazilah, Syiah, Asy’ariyah, Qodariyah, dan sebagainya. Perbedaan dalam penafsiran ayat Al-Qur’an ini menyebabkan perbedaan dalam tata cara beribadah. Antara satu aliran dengan yang lainnya mengklaim bahwa ajaran merekalah yang paling benar.

 

2. Kurangnya Kesadaran Umat Islam Akan Pentingnya Ilmu Pengetahuan

Sebuah peradaban bisa maju dengan adanya ilmu pengetahuan. Namun, umat Islam kurang menyadari hal itu. Sejak mundurnya Daulah Abbasiyah, etos belajar di kalangan umat Islam mulai menurun. Tidak banyak yang berhasil menyusun kitab-kitab hebat seperti sebelumnya. Mereka hanya memberikan syarah atau penjelasan dari kitab-kitab yang sudah ada.

 

Lama-kelamaan, karena mandeknya pemikiran umat Islam, karena sikap jumud atau tidak mau berpikir, mulai lunturlah nilai-nilai Islami dan banyak bermunculan bid’ah, khurafat, dan takhayul yang menjerumuskan umat Islam. Maka, dengan mudah umat Islam dapat dikuasai bangsa Barat di kemmudian hari.

 


Hingga saat ini, umat Islam belum berhasil mencapai kejayaan seperti yang ditorehkan masa lalu. Terbukti, umat Islam banyak yang mencari ilmu di dunia Barat. Sebagian besar orang berpengaruh di dunia saat ini pun bukan orang Islam. Pun bukan berarti umat Islam tidak mengalami kemajuan apapun. Perlahan, umat Islam mulai menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

  Foto: Dokumen pribadi Ketika saya pertama kali membuka blog setelah sekian lama vakum, ternyata postingan terakhir tertanggal 15 Juni 2023...

 

Foto: Dokumen pribadi

Ketika saya pertama kali membuka blog setelah sekian lama vakum, ternyata postingan terakhir tertanggal 15 Juni 2023. Wow. Itu sudah 6 bulam yang lalu. Bahkan, kemarin blog ini sempat tidak bisa diakses karena saya lupa tidak memperpanjang domain ke Niagahoster. Waduh, sayang juga kalau artikel saya yang ala-ala ini tidak bisa diakses ladi. Maka, segeralah saya urus perpanjangan domain ini, mumpung baru telat satu hari.

 

Lalu, apa saja yang saya lakukan sehingga rumah saya di dunia maya ini terbengkalai selama 6 bulan? Penyebabnya, tidak lain dan tidak bukan adalah karena saya baru menikah. Cieee.. pengantin baru nih ceritanya. Awal bulan Juli 2023 saya memang baru saja melepas masa lajang, setelah puluhan tahun betah menyendiri. Lalu saya ikut suami dan langsung tinggal bersama suami. Bisa dibayangkan betapa hectik kehidupan saya.

 

Saya harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Biasanya, bangun tidur langsung main HP. Tidak perlu pusing memikirkan mau masak apa hari ini. Sekarang, mau makan saja harus belanja dulu, menyiapkan bahan-bahan, masak, mencuci peralatan masak, baru makan. Saya juga harus beradaptasi dengan kebiasaan suami yang baru saya kenal selama setahun. Belum lagi dengan keluarga suami. Jadilah saya tidak bisa menyentuh blog ini.

 

Sempat beberapa kali nulis di Kompasiana setelah menikah, tapi blog pribadi tetap belum terisi apa-apa. Lalu, setelah 14 Desember kemarin domain ini diperpanjang, saya ingin kembali mengisinya dengan tulisan-tulisan saya yang ala kadarnya. Selain untuk mengisi waktu luang di tengah-tengah kesibukan beres-beres rumah, juga untuk mengasah kembali skill menulis saya .

 

So, welcome back to me!

 

Sumber gambar: Pascal EDU Ketika malam datang, dunia terlihat gelap dengan segala pesonanya. Bintang yang berkelip di langit, rembulan yang ...

cerpen I : apa yang salah?
Sumber gambar: Pascal EDU

Ketika malam datang, dunia terlihat gelap dengan segala pesonanya. Bintang yang berkelip di langit, rembulan yang memancarkan sinarnya. Kegelapan itu berubah menjadi sesuatu yang romantis, sesuatu yang terasa magis. Malam adalah ketika insan di bumi merebahkan tubuh untuk istirahat. Malam adalah ketika sepasang kekasih saling bertemu melepas rindu. 


Ketika cinta menyapa, dunia terlihat terang dengan segala daya tariknya. Senyum selalu tersungging mengingat dia. Hati berbunga-bunga memikirkan pertemuan dengannya. Jantung tak mau berhenti berkejaran bagai anak kecil yang riang berlarian. Atau justru sebaliknya? Ketika cinta yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Hati bagai tertusuk sembilu dan terasa menyakitkan. 


Nindi, gadis manis itu mematut dirinya di cermin. Membenarkan jilbab hijau motifnya yang sebenarnya baik-baik saja. Ini bukan pengalaman pertama baginya. Nindi sudah beberapa kali menghadapi situasi yang serupa. Berharap, ini akan menjadi yang terakhir kalinya. Bedak tipis, dan lipstick dirty peach yang lembut melukis wajah manisnya. 


Terdengar suara notifikasi pesan Whatsapp. Nindi membacanya sekilas, dan dia semakin tegang. “Saya on the way, Dek” Begitu pesan tersebut tertulis. Nindi menarik nafas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Entah mengapa, Nindi selalu gugup ketika menghadapi situasi semacam ini, walau sudah kesekian kalinya.


“Orangnya jadi ke sini?” Kakak Nindi bertanya. 

“Jadi, katanya sedang on the way. Mungkin sebentar lagi juga sampai” 


Nindi anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Nindi tinggal bersama ibu, kakak, dan kakak iparnya. Maka, kakak Nindi adalah wali yang bertanggung jawab atas dirinya. Terutama di saat seperti ini. Ketika ada seorang lelaki yang hendak bertemu dengannya. 


Laki-laki yang memanggil Nindi dengan panggilan ‘dek’ tersebut juga bukan orang jauh. Hanya tetangga desa. Cukup lima menit perjalanan jika ditempuh dengan sepeda motor. Tidak berselang lama, terdengar suara motor yang knalpotnya cukup berisik berhenti di depan rumah Nindi. 

###


Dia bukan laki-laki tampan seperti yang Nindi bayangkan. Itulah kesan pertama yang Nindi lihat. Nindi baru mengenal Doni, laki-laki yang sekarang sedang berbincang dengan kakaknya itu seminggu yang lalu. Beberapa waktu yang lalu, bibinya mengatakan pada Nindi bahwa ada anak temannya yang masih single, dan hendak dikenalkan kepada Nindi. Itupun jika Nindi membolehkan. Mengingat dirinya yang sudah dewasa, Nindi membolehkan bibinya memberikan nomornya kepada laki-laki itu.


Sebelumnya, Nindi pernah beberapa malam berkirim pesan dengan Doni. Lalu, dua malam yang lalu, Doni meneleponnya. Nindi hanya mendengar suaranya, dan dia menyukai suara itu. Terdengar lembut, pelan, santai, dan mengalir. Doni adalah laki-laki yang percaya diri dan berpengetahuan luas. Namun, Nindi menemui seseorang yang jauh dari bayangannya. 


Doni tidak tampan. Tidak tinggi, juga tidak putih. Kulitnya cenderung gelap. Untuk ukuran laki-laki, Doni terbilang pendek. Namun, kesan bahwa Doni adalah orang yang percaya diri dan punya pengetahuan luas itu benar. Buktinya, kakaknya terlibat obrolan seru dengan Doni hingga mengabaikan Nindi yang seperti obat nyamuk. 


Doni masih terus berbicara dengan kakaknya. Nindi hanya mendengarkan, atau sesekali menimpali. Sesekali Nindi melirik kembali laki-laki itu. Entahlah, apa saja yang mereka bicarakan. Nindi hanya bisa menangkap bahwa mereka berbicara tentang motor. Motor yang rusak, apa yang harus diperbaiki, bagaimana supaya motor enak dipakai, tarikannya mudah, dan sebagainya, yang tentu saja Nindi tidak paham itu semua. 


Dua jam berlalu, dan Nindi mulai bosan. Nindi meninggalkan mereka berdua, nonton TV sambil minum teh bersama ibunya. “Waw, betah sekali laki-laki itu ngomong, Bu. Sudah dua jam sejak kedatangannya, dan dia belum berhenti berbicara. Aku sampai ngantuk.” 


“Lha iya, betah sekali, apa dia tidak capek berbicara terus dari tadi” Ibunya menimpali. Nindi kesal. Sebenarnya Doni ke sini untuk bertemu siapa? Mengapa Nindi yang ada di sana tidak diajak ngobrol sama sekali, hanya basa-basi beberapa kali saja. 

###


Masyaallah, dia cerewet sekali kak. Masa dari awal datang sampai pulang, dia tidak berhenti ngomong. Terus saja cerita. Apa tidak capek? Aku saja sampai ngantuk banget lho” Doni baru saja pulang, dan Nindi langsung menumpahkan kekesalannya.


“Aku juga sampai ngantuk banget, Dek. Tapi bagaimana, dia kan tamu, masa mau disuruh segera pulang” Jawab kakaknya. 


Ibu Nindi sudah masuk kamar sejak tadi. Nindi dan kakaknya juga masuk kamar masing-masing setelahnya. Malam itu, Doni adalah orang kelima yang dikenalkan kepada Nindi. Dan Nindi sudah menyiapkan jawaban apa yang akan dia berikan esok hari. 


Wahai hati, sebenarnya siapakah yang engkau cari? Apa yang salah dengan hatimu?